Page 304 - Sustainability Report 2021 - Indonesia Power
P. 304
Memperkuat Safety Culture,
Menghadirkan Safety Excellence
IMPLEMENTASI BUDAYA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (SAFETY CULTURE)
[POJK51-6.a]
SAFETY CULTURE IMPLEMENTATION [POJK51-6.a]
Dalam meningkatkan implementasi safety culture, Indonesia In improving the safety culture, Indonesia Power makes safety
Power menjadikan safety sebagai mindset seluruh insan the mindset of all Company’s personnel, increases knowledge
Perusahaan, meningkatkan knowledge/pengetahuan seluruh of all Company’s personnel, and improves employee response
insan Perusahaan dan meningkatkan respon pegawai terhadap to handling emergency conditions. In terms of business
penanganan kondisi darurat. Dari sisi proses bisnis, Indonesia processes, Indonesia Power has considered safety aspects in
Power telah mempertimbangkan aspek safety dalam setiap every production process, as well as in determining or making
proses kegiatan produksi serta dalam pengambilan atau decisions.
penetapan keputusan.
Tiga Hal Utama yang Tercakup Dalam Budaya K3 (Safety Culture) [POJK51-6.c.2.c]
Three Pillars of OHS Culture (Safety Culture) [POJK51-6.c.2.c]
Knowledge/ Kecepatan
Mindset Pengetahuan Respon
Mindset Knowledge Response Speed
- Mengubah pola pikir pegawai dan - Pemahaman K3 yang harus dikuasai - Pembekalan skill/keterampilan
meningkatkan kesadaran pegawai insan Perusahaan adalah adanya pegawai terkait kecepatan dalam
tentang pentingnya menjaga hubungan timbal balik antara safety, penanganan kondisi darurat
keselamatan diri dan lingkungan quality dan environment . (kebakaran, ledakan, kebocoran
kerja merupakan tanggung jawab - Selain itu, setiap insan Perusahaan gas, bencana alam dan lain-lain)
bersama. juga harus memiliki kemampuan dan dan pertolongan pertama pada
- Dalam sisi compliance terhadap kemauan untuk mengidentifikasi kecelakaan.
aspek K3, motivasi pegawai terus dan mengelola faktor-faktor pemicu - Selain itu, menempatkan hal-
didorong untuk mencapai fase terjadinya kecelakaan kerja diantaranya hal terkait K3 menjadi prioritas
Interdependent, dimana masing- nearmiss (kejadian hampir celaka), pertama dalam pemeliharaan
masing pegawai sudah saling unsafe condition (kondisi fisik yang untuk memastikan keandalannya
menjaga dan mengingatkan satu berpotensi menimbulkan bahaya/ karena sifatnya emergency seperti
sama lain sehingga Injury Rates kecelakaan) dan unsafe action (perilaku menyangkut kesiapan sistem fire
dapat ditekan seminimal mungkin pegawai yang dapat menyebabkan fighting.
- Changing the mindset of employees terjadinya kecelakaan kerja atau - Provision of employee skills related
and increasing employee bentuk pelanggaran terhadap prosedur to speed in handling emergency
awareness about the importance keselamatan yang telah ditetapkan situations (fires, explosions, gas
of maintaining personal safety and Perusahaan sehingga menimbulkan leaks, natural disasters, etc.) and
the work environment is a shared potensi bahaya/kecelakaan). first aid in accidents.
responsibility. - OHS understanding that shall be - In addition, placing items related
- In terms of compliance with OHS mastered by the Company’s personnel to OHS as the main priority in
aspects, employees are motivated is the reciprocal relationship between maintenance to ensure its reliability
to continuously reach the safety, quality, and environment. due to its emergency nature, such
Interdependent phase, in which each - In addition, every Company’s employee as the readiness of the firefighting
employee takes care of and reminds must have the ability and willingness system.
each other, thereby minimizing any to identify and manage triggering
Injury Rates. occupational accidents, such as near
misses, unsafe conditions (physical
conditions that have the potential to
cause danger/accidents), and unsafe
action (employee behavior that can
cause occupational accidents or other
forms of violation of safety procedures
that have been established by the
Company to cause a potential hazard/
accident).
304 Lapooran Keberlanjutan 2021 PT INDONESIA POWER
