Page 235 - Annual Report 2022 - PLN Indonesia Power

Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis

Tinjauan Industri
Industry Overview

Dari total 81,2 GW kapasitas terpasang di tahun 2022, pembangkit Out of the total installed capacity of 81.2 GW in 2022, the use of
yang masih menggunakan bahan bakar fossil adalah 87,5%, fossil fuel remained dominating with 87.5%, whereas the portion of
sementara pembangkit EBT baru mencapai 12,5%, dimana angka NRE consumed was 12.5%. This was far below the national energy
tersebut masih jauh dari target bauran energi nasional sebesar mix target of 23% NRE power plants by 2025. In the meantime, the
23% pembangkit EBT pada tahun 2025. Di sisi lain, Pemerintah Government remains committed to expediting the delivery of Net
terus berkomitmen untuk mempercepat pencapaian Net Zero Zero Emission by 2060 or earlier. This is sought by establishing an
Emission (EBT) di tahun 2060 atau lebih cepat dan untuk mencapai energy transition roadmap which contains among others the effort
hal tersebut Pemerintah telah menyusun roadmap transisi energi to encourage larger NRE-fired plant capacity than fossil-fueled plant
dengan salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong porsi capacity. The goal is also shared by PLN’s Electricity Supply Master
kapasitas pembangkit EBT menjadi lebih besar daripada pembangkit Plan (RUPTL) 2021-2030 which allocates bigger portion for NRE
dari energi fosil. Hal tersebut tertuang juga di dalam Rencana Umum power plant development, up to 52%.
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Periode 2021-2030, yang
memberikan porsi lebih besar untuk pengembangan pembangkit
EBT hingga 52%.

Guna merealisasikan hal tersebut, Pemerintah memberlakukan To meet the goal, the Government has enacted Presidential
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Regulation No. 112 of 2022 on Acceleration of New and Renewable
Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Energy Development for Electricity Provision. The Presidential
Pada Peraturan Presiden tersebut dijelaskan terkait dukungan Regulation elaborates the Government’s support to developing
Pemerintah pada pengembangan pembangkit EBT, dukungan NRE power plants, accelerating the discontinuation of existing SPP
percepatan penghentian operasi PLTU yang sudah ada saat ini, serta operations, and limiting new SPP developments, except for SPPs
pembatasan pengembangan PLTU baru, kecuali PLTU yang sudah that have been planned prior to the enactment of the Presidential
direncanakan sebelum Peraturan Presiden tersebut diberlakukan, Regulation. These SPPs are those integrated with industries that focus
PLTU tersebut terintegrasi dengan industri yang berorientasi on increasing the value of natural resources or those included in the
peningkatan nilai tambah sumber daya alam, atau PLTU yang National Strategic Projects that largely contribute to the creation of
termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berkontribusi employment and/or the national economic development.
besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan/atau pertumbuhan
ekonomi nasional.

Selain itu, Pemerintah juga melakukan pengendalian emisi In energy sector, the Government also aims to control greenhouse
gas rumah kaca, khususnya di sektor energi. Dalam rangka gas (GHG) emissions. To embrace the implementation of Carbon
penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Pembangkitan Economic Value for Electricity Generation, the MEMR is currently
Tenaga Listrik, Kementerian ESDM sedang merancang regulasi devising a regulation which requires all power producers to manage
terkait hal tersebut, dimana setiap pelaku usaha di pembangkitan their GHG emissions. The Government will also implement carbon
tenaga listrik wajib melakukan pengelolaan atas emisi GRK dan trading system, where any power producer who exceeds the GHG
akan dilakukan perdangangan karbon dan seluruh emisi GRK yang emissions threshold will be subjected to carbon tax. SPPs that are
dihasilkan di atas batas atas emisi GRK akan dikenai pajak karbon. no longer efficient or have high emissions are in consideration for
Untuk PLTU yang dinilai sudah tidak efisien dan memiliki emisi yang early requirement and to be replaced with NRE-fired plants. These
tinggi, akan diperhitungkan untuk masuk ke dalam program early are parts of the energy transition roadmap toward NZE 2060.
retirement PLTU untuk digantikan ke pembangkit EBT. Hal tersebut
merupakan bagian dari roadmap transisi energi menuju NZE 2060.

Kontribusi PLN Indonesia Power terhadap Industri Listrik Nasional
PLN Indonesia Power's Contribution to National Power Industry

PLN Indonesia Power berkontribusi dalam industri listrik nasional PLN Indonesia Power contributes to the national electricity industry
dalam bidang penyediaan tenaga listrik, jasa operation and in electricity supply, operations and maintenance (O&M) services,
maintenance (O&M) dan solusi energi lainnya yang berkaitan and beyond kWh services. As one of the companies managing
dengan ketenagalistrikan. Sebagai salah satu Perusahaan various types of power plants (Steam, Combined Cycle, Gas Turbine,
pengelola berbagai jenis pembangkit (PLTU, PLTGU, PLTG, PLTA, Hydro, Diesel, Geothermal, and Solar Power Plants) in Indonesia, the
PLTM, PLTD, PLTP dan PLTS) di Indonesia menjadikan pengalaman Company sees this as an excellent opportunity. This is an advantage
tersebut sebagai modal dasar dalam meraih peluang. Keunggulan that needs to be managed and strategized to anticipate bigger
tersebut perlu dikelola dan diciptakan strategi yang sesuai untuk challenges and competitions.
dapat menghadapi tantangan dan persaingan yang makin ketat.

2022 Annual Report
www.plnindonesiapower.co.id 235
PT PLN Indonesia Power